Laman

Sabtu, 08 Juni 2013

GILANYA MENJADI ANAK KOS

Memilih untuk menjadi anak kos dan tinggal jauh dari orangtua adalah suatu pilihan yang berat bagi anak manja sepertiku. Segala sesuatu harus di kerjakan sendiri, harus betah tinggal dengan orang yang sifatnya berbeda-beda, harus menerima dengan lapang dada jika ada konser dadakan dikos padahal besoknya ada ujian. Mana kamar mandi harus berbagi dengan penghuni lainnya, yang jika bangun kesiangan terpaksa harus mengantri belakangan untuk mandi. Jika mandi kelamaan bakalan di teriakan “siapa di didalam, masih lama tidak? aku lagi sakit perut nih. Please cepat donk”.  Padahal hanya sebuah kamuplase saja karena sudah bosan menunggu.

 Belum lagi penghuni kos yang tidak tahu makna dari kebersihan, seenaknya saja membuang sampah sembarang, hingga menyebabkan mak hitam (sebutan kucing hitam) semakin senang bertamu, padahal sudah jelas-jelas tidak di undang. “SIAPA YANG BUANG SAMPAH DI SINI!! TIDAK LIHAT APA DILARANG BUANG SAMPAH DI SINI” makian seperti itu selalu muncul dengan spontan dari bibirku, walaupun di dekat sampah-sampah tersebut tidak diketahui pelakunya. Dengan malas akhirnya aku juga harus turun tangan untuk memungut sampah tersebut. Bukan karena di anggab sebagai anak bawang oleh ibu kos, tetapi sampah-sampah yang bertebaran seperti ini tidak akan ada yang bersedia untuk membersihkannya hingga ibu kos datang.

 Terkadang jika kita sudah lama tinggal, ibu kos akan menganggab kita sebagai orang kepercayaannya. Mengakibatkan setiap pembayaran uang sewa kamar, penghuni lainnya selalu menitipkan uangnya, “gue sibuk besok, jadi tidak ada di kos nitip ya” kata-kata manis dari penghuni kos lainnya selalu terucap, mau tidak mau aku harus mengambil uang yang dititipkan dan menyimpannya hingga telepon dari ibu kos muncul di layar ponselku. Awalnya aku berpikir mengapa semua penghuni kos menitipkan uangnya padaku, padahal mereka jelas-jelas ada di kamar, usut punya usut ternyata, mereka sengaja menghindari pemilik kos karena takut di naikkan tarif pembayaran, padahal alasan seperti itu tidak masuk akal sekali, mana mungkin tarif pembayaran akan naik pada saat pembayaran.

Memilih untuk menjadi anak kos bearti memilih untuk siap menjadi dewasa, siap untuk menentukan mana yang baik dan salah, mana yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan. Harus tahu kapan bilang tidak dan kapan bilang ya. Harus tahu sifat-sifat dari penghuni kos lainnya agar dapat di terima di dalam lingkungannya. Harus mulai belajar untuk mengurus keperluan diri sendiri dan intinya adalah harus bisa mengatur keuangan sendiri.

Jika tinggal bersama orangtua semuanya sudah di atur dan tidak perlu memusingkan hari ini mau makan apa ya? Air minum habis nih, belum di beli. Belum bayar sewaan kamar kos, malas mau memberikan uang terakhir pada ibu kos, tunggu di tagih oleh ibu kos dulu deh huuu…. dan lebih parahnya adalah Kok uang bulanan belum di kirim ya, padahal dompet sudah benar-benar tipis, mau minta dengan orangtua di rumah takut dimarahi karena baru di kirimkan 2 minggu lalu.

Tapi tinggal di kos tidak selalu jelek, masih banyak hal-hal yang menyenangkan. Jika kamu seorang yang welcome dan mudah sekali bergaul, maka tinggal jauh dari orangtua bukanlah suatu beban. Malahan itu akan menjadi suatu hal yang mengasyikkan karena ada beberapa pelajaran hidup yang dapat kita ambil dari tinggal mengekos. Kita akan belajar bagaimana menjadi seseorang yang tegar di depan lainnya, kita akan tahu bahwa ternyata menjadi anak kos adalah suatu ujian iman yang sangat berat. Apalagi, tidak semua penghuni kos mempunyai sifat yang baik terhadap kita, mungkin juga ada beberapa yang orangnya memang dari asalnya anak baik-baik dan bisa di ajak bekerja sama, tetapi tidak menutup kemungkinan juga ada penghuni kos yang mempunyai sifat buruk dan mengajarkan hal yang jelek-jelek terhadap kita.

“mau mencobanya? Ayolah tidak pahit kok, enak malah, sekali-kali tidak apa-apalah” suatu ketika ada anak kos yang menawarkan padaku untuk mencoba merokok. Dengan tampang yang penasaran aku juga sempat mencobanya, mengambil rokok yang masih menyala di jari tangannya kemudian mengisapnya hingga mengakibatkan aku tersedak dan terbatuk-batuk seperti nenek-nenek. Sensasinya membuat kita menjadi enak dan pengen mencobanya lagi dan lagi, ups.. tapi hati-hati kata mencoba bisa menjerumuskan kita ke dalam lingkaran setan kelaknya.

Anak kos juga terkadang sangat gokil, apalagi didalamnya dihuni oleh berbagai macam suku dan bangsa yang berbeda-beda. Salah satunya adalah penghuni kosku yang terdiri dari anak keturunan Cina, Dayak, Jawa dan Batak, semuanya bersatu sedangkan pemiliknya adalah orang berketurunan melayu. Kau akan tahu seperti apa suara yang akan ditimbulkan dari berkumpulnya etnis-etnis mayoritas tersebut. Jika terjadi kesalahpahaman maka masing-masing dari mereka akan berbicara dalam bahasa mereka, saling menghina, saling memaki, saling meyindir tanpa berujung dengan perkelahian.

Kata orang semakin kita mengenal dunia maka semakin pandailah kita. Sama juga artinya semakin banyak yang loe kenal maka semakin banyak juga ilmu yang di depat. Dengan mengenal orang yang berketurunan batak maka kau akan menjadi terbiasa dengan sifat keras dan suara nyaring yang membahana itu. So apabila loe lagi dimarahi tidak akan mudah tersinggung dan cepat nangis lagi. Dan kau akan lebih banyak tahu bahasa-bahasa daerah seperti “nang edong, ahe, siau a, ape die, orok opo-opo” uh… banyak lagi, untuk sampai saat ini hanya bahasa daerah itu saja yang bisa aku pahami dan menerapkannya dalam keseharian.

“kenapa pula kau, pulang-pulang berurai air mata” tanya kakak kos keturunan batak. Dengan suara khas bataknya yang selalu membahana, aku langsung terdiam setelah mendengar suaranya yang nyaring. Kekesalanku sedang memuncak pada saat itu, tetapi adanya kakakku satu ini membuatku menjadi tidak bisa melanjutkan rasa sedihku, bukan karena terhibur sudah di tanya tetapi ini dikarenakan penghuni kos lainnya saling membuka pintu kamar dan mengeluarkan kepalanya saking penasarannya dengan kata berurai air mata tadi hingga membuatku malu. Sejak kejadian itu aku menjadi tidak bisa pulang dalam keadaan berurai air mata lagi. Aku tidak mau menanggung rasa malu karena ketahuan tidak lulus pada saat ujian dan aku juga belum siap untuk menjadi artis dadakan yang dikelilingi oleh reporter amatir.

Tidak ada kata rahasia di dalam kos. Menceritakan hal bodoh mengenai kamar sebelah pada penghuni lainnya akan menyebabkan kita menjadi merasa bersalah keesokan harinya. Karena secara tidak langsung terdapat CCTV konvensional di dalam rumah kos. Saking banyaknya rahasia yang harus ditanggung menyebabkan dengan mudahnya keluar segala rahasia lainnya. antara satu penghuni dengan penghuni lainnya saling bersekongkol, ada atau tidak adanya ikatan pertemanan, persaudaraan atau lainnya rahasia yang sudah diceritakan akan menyebar hingga kemana-mana. so jangan pernah sekali-kalipun menceritakan kerburukan orang lain kepada sesama penghuni kos. Tapi kalau bisa hanya di simpan di dalam diri sendiri saja, dan jika ternayata tidak bisa juga disimpan, aku punya satu saran ngomong saja dengan bantal.

Berani mandiri bearti berani untuk segala hal. Di dunia ini terbagi menjadi dunia nyata dan dunia maya, begitu kata-kata yang sering aku dengar entah dari mana asalnya. So otomatis di kos juga ada penghuni lain selain dari dunia nyata. Sering bertandangnya mak hitam ke kos mengakibatkan rasa curiga kami sebagai penghuni kos bertambah. Mak hitam adalah kucing jalanan yang berbulu hitam, bermata hitam dan selalu mengeong pada waktu yang tidak tepat yaitu tengah malam. Kedatangan mak hitam awalnya tidak ada yang menginginkan. Mengurus diri sendiri saja tidak becus bagaimana mau mengurus mahluk hidup lainnya.

Jadinya semakin bertambahnya jam kesibukan, kami tidak pernah menghiraukan kedatangan mak hitam lagi. Tidak ada yang tahu jam berapa saja mak hitam datang dan tidak ada yang menyadari bahwa mak hitam sekarang semakin rajin berkunjung ke kosan, dan selalu meninggalkan jejak di garasi. Alhasil jika garasi pada umumnya di penuhi dengan bau oli, maka khusus garasi kosku dipenuhi dengan bau popnya kucing

Kata orang adanya kucing yang berciri-cirikan seperti mak hitam bearti petanda bahwa, si penghuni dari dunia lain sedang berada dekat si kucing, makanya si mak hitam mengeong terus menerus, karena aku tidak mengerti bahasa hewan jadinya aku tidak ambil pusing akan masalah seperti itu. Mungkin saja si mak hitam sedang berbagi informasi mengenai keadaan yang ada di dunia kucing kepada temannya atau bisa saja mereka sedang curhat bareng.

Eits, bagi orang-orang yang harus menggunakan reminder selama hidupnya, pilihan mengekos adalah pilihan yang sangat dianjurkan. Sesama penghuni kos biasanya saling mengingatkan seperti aku yang sangat kecanduan sekali main game, nonton, dan bahkan baca novel. Bagi anak kos yang sudah akrab terhadap kita, mereka tidak akan segan-segan mengingatkan hal-hal yang dilakukan adalah tidak baik. Peringatan secara halus biasanya selalu muncul tapi lama kelamaan akan menjadi tidak ada basa-basi lagi, malahan langsung menohok.

Jangan lupa selalu mengatakan “please, thanks ya” kepada sesama penghuni kos. Dengan adanya balasan kata-kata tersebut. Tidak hanya manusia, hewanpun akan bersikap baik terhadap kita. Kebiasaan kita yang suka menggunakan barang-barang di rumah tanpa meminta izin terlebih dahulu sebaiknnya perlahan-halan dikurangi atau dihilangkan. Barang-barang yang ada di rumah memang milik bersama karena di beli dan disiapkan oleh orangtua untuk kita pakai, jika di dalam kos, barang loe ya punya loe, barang gue ya punya gue, kalo mau harus minta. That is I hope this paper can help you.

1 komentar: