Laman

Kamis, 25 Agustus 2011

patofisiologi Gejala Modul Respirasi

1.       Batuk
·         Batuk merupakan refleks pertahanan yang timbul akibat iritasi percabangan trakeobronkial.
·         Bronkus dan trakea sangat sensitif terhadap sentuhan halus→benda asing/iritan dalam jumlah berapapun akan menimbulkan refleks batuk

·         ± 2,5 L udara diinspirasi→penutupan erat epiglotis & pita suara untuk menjerat udara dalam paru→kontraksi kuat otot perut untuk mendorong diafragma & otot intercostalis internus→tekanan dalam paru meningkat hingga 100 mmHg →pita suara & epiglotis tiba-tiba terbuka lebar→udara dalam paru yang bertekanan tinggi meledak keluar.
2.       Dispnea
·         Dipsnea/sesak napas adalah perasaan sulit bernapas dan merupakan gejala utama dari penyakit kardiopulmoner.
·         Gejala objektif sesak napas adalah penggunaan otot-otot pernapasan tambahan (sternokleidomastoideus, scalenus, trapezius dan pectoralis mayor), pernapasan cuping hidung, takipnea dan hiperventilasi.

·         Patofisiologi : peningkatan CO2 dalam cairan tubuh yang untuk menormalkannya kembali dengan bernapas kuat serta aktifitas otot-otot pernapasan yg besar.

3.       Sianosis
·         adalah warna kebiru-biruan pada pada kulit dan selaput lendir akibat peningkatan jumlah absolut Hb tereduksi.
·         Jumlah normal Hb tereduksi dlm jar kapiler 2,5 g per 100 ml
·         Sianosis terlihat bila Hb tereduksi mencapai 5 g per 100 ml atau lebih

4.       Clubbing
·         Merupakan terjadinya perubahan bentuk jari dengan pembesaran bulbous pada bagian segmen distal hingga mneyebabkan terjadinya peningkatan jaringan halus (soft tissue)
·         Tanda dan gejala: abnormalitas dari kuku pada garis longitudinal dan coronalnya, hipoksia dan terlihat sering juga bagian konjungtivanya dnegan banyak jaringan halus dan spongiosa kuku, bawah permukaan menjadi lebar dan bulbous. menjadi kasar atau tumpul
·         Akut sulit untuk di diagnosis sedangkan kronik sering ditandai pada penyakit paronychia dan Heberden’s nodes.n nerve, bersifat didapat bukan herediter.
·         Pathogenesis: tidak diketahui tidak ada hubungannya dengan penyakit akibat binatang, pada umumnya patogenesisnya adalah terjadinya vasodilaasi pembuluh darah pada fingertip termaksud terbentuknya penghubung anterovenous, hal ini mneyebabkan tekanan hidrostatik pada kapiler dan vena, transduksi pada cairan interstisiumalasan terjadinya vasodilatasi tidak jelas
·         Penyebab: masih sulit untuk menhubungkannya, insiden paling tinggi akibat endokarditis subakut bacterial, karsinoma paru, hemiplegia, chronic mountain sickness, and purgative abuse sangat tidak memungkinkan.



5.     Hemoptisis
·         Biasa disebut dnegan batuk darah. Perdarahan dapat berasal dari bronkus, paru atau hidung kerongkongan. Hemoptisi berbeda dnegan hematemesis (muntah darah). Jika darah diaspirasi dan dibatukkan dapat dikatakan itu adalah hemoptisis
·         Darah yang cerah dan bercampurkan dengan sputum yang berbusa, pH alkali dan berisikan alveolar makrofag dan mengandung banyak hemosiderin merupakan cirri-ciri dari hemoptisis sedangkan hematemesis darah yang berasal dari lambung selalu gelap dan pH asam, berisikan partikel makanan dan sering terjadi pada pasien dengan riwayat penyakit lambung.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar