Laman

Kamis, 25 Agustus 2011

Rasau- Melano

Perjalanan pulang bagi orang tertentu memang sangat melelahkan apalagi jarak yang ditempuh sangat jauh, memerlukan waktu berjam-jam untuk sampai kerumah. Tapi hasil yang diadapatkan sangat sulit untuk diucapkan, bertemu orangtua dan keluarga.

Perjalanan pulangku dimulai dari rasau yang harus ditempuh dengan waktu 1 jam dan jaraknya tidak aku ketahui belum lagi aspal yang rusak dan tidak rata. Perjalanan ini dapat ditempuh dnegan menggunakan motor, taxi, dan bus. Tapi pada perjalanan ini aku harus naik ojek, taksi yang biasanya aku tumpangi harus mogok terlebih dahulu. 
Untuk perjalanan ke melano harus menggunakan sepit boat dan ini memerlukan waktu 5 jam hingga ketujuan. Tidak mahal karena sebanding dengan cepatnya waktu yang ditempuh. Sepanjang perjalanan naik sepit ada 2 kali persinggahan di Batam (batang tikar), disini banyak menjual makanan khas dari daerah tersebut, yang paling khas adalah selai pisangnya yang terlihat seperti sate yang dipanggang. Persinggahan disini hanya 30 menit paling lama biasanya banyak menjual sea food yang dapat makan setelah menempuh perjalanan 2 jam dari Rasau kemudian juga terdapat fasilitas MCK dan penginapan yang lumayan murah.
Kemudian perjalanan dilanjutkan ke telok batang yang memerlukan waktu sekitar 2 jam, perjalanan ini menyusuri sungai Kapuas dan laut, jika perjalanan melewati laut maka siap-siap untuk terombang-ambing oleh ombak dan akan terasa pusing dan mual dan muntuh bagi orang yang tidak terbiasa.
Di telok batang penumpang tidak akan naik melihat kota kecil yang cantik tersebut yang hanya dikelilingi oelh laut karena pemberhentiannya hanya sebentar, menurunkan penumpang. Kemudian dilanjutkan ke melano disini perjalanan melewati laut dan makin terasa hentakan dari gelombang laut yang dijika duduk ditepi akan basah karena air laut dapat masuk.
Jembatan panjang dari jauh sudah dapat terlihat dari jauh jika sudah mendekati kota melano, kota yang harus ditempuh 15 menit dari rumahku. Kota yang banyak keluargaku, dari melano kerumahku dapat menggunakan ojek atau bus untuk yang mau keketapang

patofisiologi Gejala Modul Respirasi

1.       Batuk
·         Batuk merupakan refleks pertahanan yang timbul akibat iritasi percabangan trakeobronkial.
·         Bronkus dan trakea sangat sensitif terhadap sentuhan halus→benda asing/iritan dalam jumlah berapapun akan menimbulkan refleks batuk

·         ± 2,5 L udara diinspirasi→penutupan erat epiglotis & pita suara untuk menjerat udara dalam paru→kontraksi kuat otot perut untuk mendorong diafragma & otot intercostalis internus→tekanan dalam paru meningkat hingga 100 mmHg →pita suara & epiglotis tiba-tiba terbuka lebar→udara dalam paru yang bertekanan tinggi meledak keluar.
2.       Dispnea
·         Dipsnea/sesak napas adalah perasaan sulit bernapas dan merupakan gejala utama dari penyakit kardiopulmoner.
·         Gejala objektif sesak napas adalah penggunaan otot-otot pernapasan tambahan (sternokleidomastoideus, scalenus, trapezius dan pectoralis mayor), pernapasan cuping hidung, takipnea dan hiperventilasi.

·         Patofisiologi : peningkatan CO2 dalam cairan tubuh yang untuk menormalkannya kembali dengan bernapas kuat serta aktifitas otot-otot pernapasan yg besar.

3.       Sianosis
·         adalah warna kebiru-biruan pada pada kulit dan selaput lendir akibat peningkatan jumlah absolut Hb tereduksi.
·         Jumlah normal Hb tereduksi dlm jar kapiler 2,5 g per 100 ml
·         Sianosis terlihat bila Hb tereduksi mencapai 5 g per 100 ml atau lebih

4.       Clubbing
·         Merupakan terjadinya perubahan bentuk jari dengan pembesaran bulbous pada bagian segmen distal hingga mneyebabkan terjadinya peningkatan jaringan halus (soft tissue)
·         Tanda dan gejala: abnormalitas dari kuku pada garis longitudinal dan coronalnya, hipoksia dan terlihat sering juga bagian konjungtivanya dnegan banyak jaringan halus dan spongiosa kuku, bawah permukaan menjadi lebar dan bulbous. menjadi kasar atau tumpul
·         Akut sulit untuk di diagnosis sedangkan kronik sering ditandai pada penyakit paronychia dan Heberden’s nodes.n nerve, bersifat didapat bukan herediter.
·         Pathogenesis: tidak diketahui tidak ada hubungannya dengan penyakit akibat binatang, pada umumnya patogenesisnya adalah terjadinya vasodilaasi pembuluh darah pada fingertip termaksud terbentuknya penghubung anterovenous, hal ini mneyebabkan tekanan hidrostatik pada kapiler dan vena, transduksi pada cairan interstisiumalasan terjadinya vasodilatasi tidak jelas
·         Penyebab: masih sulit untuk menhubungkannya, insiden paling tinggi akibat endokarditis subakut bacterial, karsinoma paru, hemiplegia, chronic mountain sickness, and purgative abuse sangat tidak memungkinkan.



5.     Hemoptisis
·         Biasa disebut dnegan batuk darah. Perdarahan dapat berasal dari bronkus, paru atau hidung kerongkongan. Hemoptisi berbeda dnegan hematemesis (muntah darah). Jika darah diaspirasi dan dibatukkan dapat dikatakan itu adalah hemoptisis
·         Darah yang cerah dan bercampurkan dengan sputum yang berbusa, pH alkali dan berisikan alveolar makrofag dan mengandung banyak hemosiderin merupakan cirri-ciri dari hemoptisis sedangkan hematemesis darah yang berasal dari lambung selalu gelap dan pH asam, berisikan partikel makanan dan sering terjadi pada pasien dengan riwayat penyakit lambung.