Memilih
untuk menjadi anak kos dan tinggal jauh dari orangtua adalah suatu pilihan yang
berat bagi anak manja sepertiku. Segala sesuatu harus di kerjakan sendiri,
harus betah tinggal dengan orang yang sifatnya berbeda-beda, harus menerima
dengan lapang dada jika ada konser dadakan dikos padahal besoknya ada ujian.
Mana kamar mandi harus berbagi dengan penghuni lainnya, yang jika bangun kesiangan
terpaksa harus mengantri belakangan untuk mandi. Jika mandi kelamaan bakalan di
teriakan “siapa di didalam, masih lama tidak? aku lagi sakit perut nih. Please
cepat donk”. Padahal hanya sebuah
kamuplase saja karena sudah bosan menunggu.
Belum lagi penghuni kos yang tidak tahu makna
dari kebersihan, seenaknya saja membuang sampah sembarang, hingga menyebabkan
mak hitam (sebutan kucing hitam) semakin senang bertamu, padahal sudah
jelas-jelas tidak di undang. “SIAPA YANG BUANG SAMPAH DI SINI!! TIDAK LIHAT APA
DILARANG BUANG SAMPAH DI SINI” makian seperti itu selalu muncul dengan spontan
dari bibirku, walaupun di dekat sampah-sampah tersebut tidak diketahui
pelakunya. Dengan malas akhirnya aku juga harus turun tangan untuk memungut
sampah tersebut. Bukan karena di anggab sebagai anak bawang oleh ibu kos,
tetapi sampah-sampah yang bertebaran seperti ini tidak akan ada yang bersedia
untuk membersihkannya hingga ibu kos datang.
Terkadang jika kita sudah lama tinggal, ibu
kos akan menganggab kita sebagai orang kepercayaannya. Mengakibatkan setiap
pembayaran uang sewa kamar, penghuni lainnya selalu menitipkan uangnya, “gue
sibuk besok, jadi tidak ada di kos nitip ya” kata-kata manis dari penghuni kos
lainnya selalu terucap, mau tidak mau aku harus mengambil uang yang dititipkan
dan menyimpannya hingga telepon dari ibu kos muncul di layar ponselku. Awalnya
aku berpikir mengapa semua penghuni kos menitipkan uangnya padaku, padahal
mereka jelas-jelas ada di kamar, usut punya usut ternyata, mereka sengaja
menghindari pemilik kos karena takut di naikkan tarif pembayaran, padahal alasan
seperti itu tidak masuk akal sekali, mana mungkin tarif pembayaran akan naik
pada saat pembayaran.
Memilih
untuk menjadi anak kos bearti memilih untuk siap menjadi dewasa, siap untuk
menentukan mana yang baik dan salah, mana yang boleh dilakukan dan tidak boleh
dilakukan. Harus tahu kapan bilang tidak dan kapan bilang ya. Harus tahu
sifat-sifat dari penghuni kos lainnya agar dapat di terima di dalam
lingkungannya. Harus mulai belajar untuk mengurus keperluan diri sendiri dan
intinya adalah harus bisa mengatur keuangan sendiri.
Jika
tinggal bersama orangtua semuanya sudah di atur dan tidak perlu memusingkan
hari ini mau makan apa ya? Air minum habis nih, belum di beli. Belum bayar
sewaan kamar kos, malas mau memberikan uang terakhir pada ibu kos, tunggu di tagih
oleh ibu kos dulu deh huuu…. dan lebih parahnya adalah Kok uang bulanan belum
di kirim ya, padahal dompet sudah benar-benar tipis, mau minta dengan orangtua
di rumah takut dimarahi karena baru di kirimkan 2 minggu lalu.
Tapi
tinggal di kos tidak selalu jelek, masih banyak hal-hal yang menyenangkan. Jika
kamu seorang yang welcome dan mudah sekali bergaul, maka tinggal jauh dari
orangtua bukanlah suatu beban. Malahan itu akan menjadi suatu hal yang
mengasyikkan karena ada beberapa pelajaran hidup yang dapat kita ambil dari
tinggal mengekos. Kita akan belajar bagaimana menjadi seseorang yang tegar di
depan lainnya, kita akan tahu bahwa ternyata menjadi anak kos adalah suatu
ujian iman yang sangat berat. Apalagi, tidak semua penghuni kos mempunyai sifat
yang baik terhadap kita, mungkin juga ada beberapa yang orangnya memang dari
asalnya anak baik-baik dan bisa di ajak bekerja sama, tetapi tidak menutup
kemungkinan juga ada penghuni kos yang mempunyai sifat buruk dan mengajarkan
hal yang jelek-jelek terhadap kita.
“mau
mencobanya? Ayolah tidak pahit kok, enak malah, sekali-kali tidak apa-apalah” suatu
ketika ada anak kos yang menawarkan padaku untuk mencoba merokok. Dengan
tampang yang penasaran aku juga sempat mencobanya, mengambil rokok yang masih
menyala di jari tangannya kemudian mengisapnya hingga mengakibatkan aku
tersedak dan terbatuk-batuk seperti nenek-nenek. Sensasinya membuat kita
menjadi enak dan pengen mencobanya lagi dan lagi, ups.. tapi hati-hati kata
mencoba bisa menjerumuskan kita ke dalam lingkaran setan kelaknya.
Anak
kos juga terkadang sangat gokil, apalagi didalamnya dihuni oleh berbagai macam
suku dan bangsa yang berbeda-beda. Salah satunya adalah penghuni kosku yang
terdiri dari anak keturunan Cina, Dayak, Jawa dan Batak, semuanya bersatu
sedangkan pemiliknya adalah orang berketurunan melayu. Kau akan tahu seperti
apa suara yang akan ditimbulkan dari berkumpulnya etnis-etnis mayoritas
tersebut. Jika terjadi kesalahpahaman maka masing-masing dari mereka akan
berbicara dalam bahasa mereka, saling menghina, saling memaki, saling meyindir
tanpa berujung dengan perkelahian.
Kata
orang semakin kita mengenal dunia maka semakin pandailah kita. Sama juga
artinya semakin banyak yang loe kenal maka semakin banyak juga ilmu yang di
depat. Dengan mengenal orang yang berketurunan batak maka kau akan menjadi
terbiasa dengan sifat keras dan suara nyaring yang membahana itu. So apabila
loe lagi dimarahi tidak akan mudah tersinggung dan cepat nangis lagi. Dan kau
akan lebih banyak tahu bahasa-bahasa daerah seperti “nang edong, ahe, siau a,
ape die, orok opo-opo” uh… banyak lagi, untuk sampai saat ini hanya bahasa
daerah itu saja yang bisa aku pahami dan menerapkannya dalam keseharian.
“kenapa
pula kau, pulang-pulang berurai air mata” tanya kakak kos keturunan batak.
Dengan suara khas bataknya yang selalu membahana, aku langsung terdiam setelah
mendengar suaranya yang nyaring. Kekesalanku sedang memuncak pada saat itu,
tetapi adanya kakakku satu ini membuatku menjadi tidak bisa melanjutkan rasa
sedihku, bukan karena terhibur sudah di tanya tetapi ini dikarenakan penghuni
kos lainnya saling membuka pintu kamar dan mengeluarkan kepalanya saking
penasarannya dengan kata berurai air mata tadi hingga membuatku malu. Sejak
kejadian itu aku menjadi tidak bisa pulang dalam keadaan berurai air mata lagi.
Aku tidak mau menanggung rasa malu karena ketahuan tidak lulus pada saat ujian
dan aku juga belum siap untuk menjadi artis dadakan yang dikelilingi oleh
reporter amatir.
Tidak
ada kata rahasia di dalam kos. Menceritakan hal bodoh mengenai kamar sebelah
pada penghuni lainnya akan menyebabkan kita menjadi merasa bersalah keesokan
harinya. Karena secara tidak langsung terdapat CCTV konvensional di dalam rumah
kos. Saking banyaknya rahasia yang harus ditanggung menyebabkan dengan mudahnya
keluar segala rahasia lainnya. antara satu penghuni dengan penghuni lainnya
saling bersekongkol, ada atau tidak adanya ikatan pertemanan, persaudaraan atau
lainnya rahasia yang sudah diceritakan akan menyebar hingga kemana-mana. so
jangan pernah sekali-kalipun menceritakan kerburukan orang lain kepada sesama
penghuni kos. Tapi kalau bisa hanya di simpan di dalam diri sendiri saja, dan
jika ternayata tidak bisa juga disimpan, aku punya satu saran ngomong saja
dengan bantal.
Berani
mandiri bearti berani untuk segala hal. Di dunia ini terbagi menjadi dunia
nyata dan dunia maya, begitu kata-kata yang sering aku dengar entah dari mana
asalnya. So otomatis di kos juga ada penghuni lain selain dari dunia nyata.
Sering bertandangnya mak hitam ke kos mengakibatkan rasa curiga kami sebagai
penghuni kos bertambah. Mak hitam adalah kucing jalanan yang berbulu hitam,
bermata hitam dan selalu mengeong pada waktu yang tidak tepat yaitu tengah
malam. Kedatangan mak hitam awalnya tidak ada yang menginginkan. Mengurus diri
sendiri saja tidak becus bagaimana mau mengurus mahluk hidup lainnya.
Jadinya
semakin bertambahnya jam kesibukan, kami tidak pernah menghiraukan kedatangan
mak hitam lagi. Tidak ada yang tahu jam berapa saja mak hitam datang dan tidak
ada yang menyadari bahwa mak hitam sekarang semakin rajin berkunjung ke kosan,
dan selalu meninggalkan jejak di garasi. Alhasil jika garasi pada umumnya di
penuhi dengan bau oli, maka khusus garasi kosku dipenuhi dengan bau popnya
kucing
Kata
orang adanya kucing yang berciri-cirikan seperti mak hitam bearti petanda
bahwa, si penghuni dari dunia lain sedang berada dekat si kucing, makanya si
mak hitam mengeong terus menerus, karena aku tidak mengerti bahasa hewan
jadinya aku tidak ambil pusing akan masalah seperti itu. Mungkin saja si mak
hitam sedang berbagi informasi mengenai keadaan yang ada di dunia kucing kepada
temannya atau bisa saja mereka sedang curhat bareng.
Eits,
bagi orang-orang yang harus menggunakan reminder selama hidupnya, pilihan mengekos
adalah pilihan yang sangat dianjurkan. Sesama penghuni kos biasanya saling
mengingatkan seperti aku yang sangat kecanduan sekali main game, nonton, dan
bahkan baca novel. Bagi anak kos yang sudah akrab terhadap kita, mereka tidak
akan segan-segan mengingatkan hal-hal yang dilakukan adalah tidak baik. Peringatan
secara halus biasanya selalu muncul tapi lama kelamaan akan menjadi tidak ada
basa-basi lagi, malahan langsung menohok.
Jangan
lupa selalu mengatakan “please, thanks ya” kepada sesama penghuni kos. Dengan adanya
balasan kata-kata tersebut. Tidak hanya manusia, hewanpun akan bersikap baik
terhadap kita. Kebiasaan kita yang suka menggunakan barang-barang di rumah
tanpa meminta izin terlebih dahulu sebaiknnya perlahan-halan dikurangi atau
dihilangkan. Barang-barang yang ada di rumah memang milik bersama karena di
beli dan disiapkan oleh orangtua untuk kita pakai, jika di dalam kos, barang
loe ya punya loe, barang gue ya punya gue, kalo mau harus minta. That is I hope
this paper can help you.